Siapakah Sang Motivator Sejati ???

Selasa, 30 November 2010

Yustus Maturbongs
|
diunduh dari google pict
diunduh dari google pict
Salah seorang sahabat berkata pada saya, bahwa ia akan menghadiri sebuah seminar. Dalam pikiran saya, seminar yang dihadirinya mungkin berhubungan dengan dunia pendidikan. Tetapi ia menyebutkan bahwa yang dihadirinya adalah seminar motivasi dari seorang motivator terkenal.
Di lain kesempatan, seorang sahabat dengan tekunnya membaca buku-buku yang ditulis oleh seorang motivator ulung. Kata-kata yang ditulis oleh motivator itu katanya sangat menggugah dan mencerahkan.
Pada beberapa kesempatan, telinga anda mungkin terbiasa dengan segmen-segmen motivasi pada beberapa stasiun radio swasta, yang menghadirkan motivator-motivator handal nan ulung. Nama dan julukannya pun beragam. Mulai yang menyebutkan dirinya Bapak Spiritual, Guru Etos, Pembimbing ini, Sang itu dan sebagainya. Tidak sedikit yang mengiklankan diri di media agar menarik pengkikutnya. Tidak sedikit pula yang aktif menulis buku-buku motivasi dan laris manis bak kacang goreng.
Setelah kasus Anand Khrisna dan Mario Teguh menjadi pemberitaan hangat akhir-akhir ini, saya kemudian membuat pertanyaan, siapakah sang motivator sejati? Jika Anand Khrisna, sang pembimbing spritual yang telah membuat ratusan buku-buku yang membangkitkan motivasi itu tiba-tiba dilaporkan karena kasus pelecehan seksual, lalu sempurnakah ia? Kemudian, saat Mario Teguh, sang motivator handal tiba-tiba dihantam ramai-ramai di akunTwitternya karna pernyataan penuh kontroversi, perempuan yang senang dugem dan perokok tidak layak dinikahi, saya membuat pertanyaan, Mario Teguh itu manusia kan?
Kembali ke inti pertanyaan, siapakah sesungguhnya sang motivator sejati?
Jawaban pertama adalah Tuhan. Tanpa perlu mengikuti seminar motivasi ini, ikut pelatihan itu dan sebagainya, agama yang anda yakini sebenarnya adalah motivasi pribadi yang anda dapatkan dalam pribadi Tuhan. Ya, hanya Tuhanlah sang motivator sejati. Tidak perlu berpikir terlalu jauh dan rumit. Saat bangun pagi dan bisa bernafas lagi, darimanakah sumbernya? Saat Tuhan banyak bekerja dan berkarya dalam hidup kita, saat itulah kita mengucapkan syukur. Saat Tuhan memberikan pertolongan, saat itulah kita merasa tidak pernah sendirian. Dengan menghadirkan Tuhan dalam hidup kita, maka sang motivator sejati tidak akan pernah membiarkan kita sendiri.
Bagaimana caranya? Hadirkan dalam doa dan hubungan pribadi dengan Tuhan. Disanalah sang motivator sejati akan memberikan jawaban. Tuhan juga memacu motivasi kita, lewat setiap peristiwa yang kita alami. Gagal dan sukses, sedih dan gembira. Lewat peristiwa kegagalan, maka kita berusaha untuk bangkit dari kegagalan. Saat kita sukses, kita diajarkan untuk tahu mengucap syukur dan membuka mata dengan keadaan di sekitar kita.
Jawaban kedua adalah diri kita sendiri. Para motivator dan guru spiritual hanyalah sarana untuk mengingatkan kita. Menggali lagi setiap perasaan, emosi dan pikiran kita. Saya belum berani mengatakan bahwa dalam konteks ini, mereka berhasil mempengaruhi kita dengan kata-kata dan hipnotis. Itu penilaian setiap orang. Yang pasti, sebenarnya diri kitalah sang motivator sejati. Misalnya, anda membaca buku yang mengajarkan untuk bisa mengampuni. Tetapi, jika sikap untuk mengampuni tidak digerakkan oleh diri kita sendiri, maka kata-kata dalam buku itu hanyalah sambil lalu. Jika para motivator dan guru spiritual itu menganjurkan supaya jangan pernah putus asa, namun jika kemauan dan rasa malas dari diri kita sendiri tidak pernah kita lawan, maka kata-kata mereka hanyalah surga telinga saja. Ada pepatah cina kuno yang mengatakan, lebih gampang mengalahkan seribu musuh dalam peperangan daripada satu musuh dalam diri sendiri. Jadi, sang motivator sejati adalah diri kita sendiri, bukan siapa-siapa.
Jawaban ketiga, adalah alam sekitar. Tanpa perlu lagi para motivator dan guru spiritual itu menganjurkan untuk meditasi dan sebagainya, kita dapat mencobanya sendiri. Tuhan memberikan alam yang begitu indah bukan hanya dinikmati, tetapi juga dipelajari sebagai pedoman hidup. Kalau Ebiet G Ade dalam lagunya pernah mengatakan, tanyakan saja pada rumput yang bergoyang, maka kita semua dapat membuat pertanyaan-pertanyaan serupa. Tanyakan pada matahari yang tidak pernah berhenti bersinar, maka jawabannya adalah jangan pernah ingkar janji. Tanyakan pada bambu yang tidak pernah patah karena mengikuti arah angin, maka jawabannya adalah jangan pernah melawan kerasnya hidup, biarkan mengikuti kehendak Tuhan. Itu hanya beberapa contoh, karena saya tidak mau sok mengajar, nanti dikira motivator darimana? Hehehehe…
Ini hanya pemikiran saya, anda tinggal menambahkan lagi menurut pemahaman, pengalaman dan keyakinan masing-masing. Seperti para motivator dan guru spiritual lainnya, maka lebih tepat adalah Tuhan memberikan beberapa orang talenta untuk menjadi sarana berkat bagi orang lain. Kalau ada yang mempunyai karunia untuk menulis, maka yang lainnya sebagai pembaca. Kalau ada yang mempunyai karunia untuk berbicara, maka yang lainnya sebagai pendengar yang baik.
Semuanya itu saling melengkapi. Sehingga, ketika Mario Teguh dengan pendapatnya yang kontroversialnya itu, kita berpikir positif saja, toh ia juga manusia sama dengan kita. Supaya akan menjadi damai, maka bukan Mario Teguhnya yang harus kita tuntut untuk berubah, tetapi cara pandang kita terhadap Mario Teguh yang harus kita rubah, bahwa ia tidak sempurna.  Saat sebagian orang menyalahkan dan menuduh Anand Khrisna, menjadi pertanyaan selanjutnya, apakah kita turut masuk ke dalam kelompok orang-orang yang menghakimi juga? Biarkan proses hukum berlangsung. Layak dan tidak layak, pantas dan tidak pantas adalah urusan Tuhan. Kita manusia di dunia ini sama, dari debu yang akan kembali juga menjadi debu.

0 komentar:

Posting Komentar